HARIANTERBIT.com – Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) menjadi keluhan terbanyak yang dialami pengungsi korban gempa di Cianjur, Jawa Barat, selain diare, gangguan lambung dan hepatitis.
ISPA sendiri merupakan infeksi yang terjadi di saluran pernapasan, baik saluran pernapasan atas maupun bawah. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja, apalagi bila kondisi tubuh sedang menurun.
ISPA lebih sering dialami oleh kelompok usia anak-anak, karena sistem pertahanan tubuh anak masih rendah. Kejadian penyakit batuk-pilek pada balita di Indonesia diperkirakan 3 sampai 6 kali per tahun, yang berarti seorang balita rata-rata mendapat serangan batuk-pilek sebanyak 3 sampai 6 kali setahun.
Baca Juga: Pahlawan Kemenangan Portugal, Bruno Fernandes: Anak Saya Berkata Saya akan Mencetak Dua Gol
ISPA dapat berlanjut menjadi pneumonia. Pnemonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Terjadinya pneumonia pada anak sering kali bersamaan dengan terjadinya proses infeksi akut pada bronkhus yang disebut bronkopneumonia.
ISPA disebabkan oleh lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia. Bakteri penyebab ISPA antara lain adalah genus Streptokokus, Stafilokokus, Pnemokokus, Hemofilus, Bordetella dan Korinebakterium. Virus penyebab ISPA antara lain adalah golongan Miksovirus, adenovirus, koronavirus, pikornavirus, Mikoplasma, Herpesvirus dan lain-lain.
Dilansir dari berbagai laman Dinkes Surabaya, berikut penyebab ISPA, gejala hingga pencegahannya:
Gejala
Masa inkubasi atau rentang hari dan waktu sejak bakteri atau virus masuk kedalam tubuh sampai timbulnya gejalah klinis yang disertai dengan berbagai gejalah. Infeksi akut ini berlangsung sampai dengan 14 hari, batas 14 hari di ambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA berlangsung lebih dari 14 hari.
Gejalanya bervariasi, mulai dari demam, nyeri tenggorokan, pilek dan hidung mampet, batuk kering dan gatal, batuk berdahak, dan bahkan bisa menimbulkan komplikasi seperti pneumonia (radang paru) dengan gejala sesak napas.
Baca Juga: Putri Candrawathi Sembuh dari Covid-19 Dipastikan Hadiri Sidang
Umumnya, influenza dikaitkan dengan gejala yang lebih berat, serta lebih sering menimbulkan komplikasi pneumonia. Pada bayi, bisa pula timbul bronkhiolitis (radang di saluran pernapasan halus di paru-paru) dengan gejala sesak nafas.
Selain itu, bisa pula terjadi laryngitis (peradangan pada daerah laring atau dekat pita suara) yang menimbulkan croup dengan gejala sesak saat menarik napas dan batuk menggonggong (barking cough).
Penularan
Artikel Terkait
Tes Ilusi Optik: Apa yang Anda Lihat, Wajah Pria atau Wanita? Pilihan Anda Akan Mengungkapkan Kepribadian Anda
Menarik! Ini 3 Alasan Sulit untuk Menyendiri
Kebiasaan Begadang Ternyata Bisa Memicu Masalah pada Jantung