AKHLAK menjadi bagian penting dalam kehidupan karena dari akhlak inilah kehidupan pribadi seorang atau umat menjadi baik atau buruk. Seseorang akan dikenang baik atau buruk karena akhlaknya.
Menurut Imam Al-Ghazali akhlak bukan sekedar perbuatan, bukan pula sekedar kemampuan berbuat, juga bukan pengetahuan.
Akhlak adalah upaya menggabungkan dirinya dengan situasi jiwa yang siap memunculkan perbuatan-perbuatan, dan situasi itu harus melekat sedemikian rupa sehingga perbuatan yang muncul darinya tidak bersifat sesaat melainkan menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga: Jubir WHO Sebut Akhir Pandemi Covid-19 Masih Jauh dari Selesai
Akhlak itu meliputi pemikiran, perasaan dan niat di hati manusia dalam hubungan manusia dengan Allah, antara manusia dengan manusia dan antara manusia dengan makhluk lainnya. Sedangkan moral dalam hubungan manusia dengan manusia.
Rasulullah diutus membawa risalah Islam untuk menyempurnakan akhlak manusia. Abu Hurairah meriwayatkan, Rasulullah bersabda: "Sungguh, aku diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia." (HR. Baihaqi dan Al-Hakim).
Baca Juga: Negara-negara Baltik Usir Para Diplomat Rusia, Imbas Invasi ke Ukraina
Sungguh luar biasa keluhuran budi pekerti Rasulullah. Semasa hidupnya dicintai para sahabatnya. Rasulullah tak pernah menghina, memarahi, membenci bahkan tidak membalas jika ada orang yang mendzalimi atau menyakiti hati beliau.
Rasulullah itu pemaaf, penyabar, tawadhu, jujur, lemah lembut, santun, menyayangi umatnya. Namun Rasulullah tidak rela manakala Islam dinistakan.
Akhlak yang paling utama adalah beriman kepada Allah, mengakui kesempurnaan sifat-sifat Allah dan membenarkan yang diwahyukan Allah. Selain itu juga beriman kepada Rasulullah.
Baca Juga: Hasil Drawing 8 Besar Liga Champions, Munchen dan Liverpool Beruntung?
Orang yang tidak mentaati perintah dan aturan Allah serta petunjuk dan ajaran Rasulullah adalah orang yang beraklhak buruk, dengan berakhlak buruk bisa menjadi kufur.
Imam Al Ghazali membagi akhlak menjadi dua yaitu akhlak yang baik yang disebut dengan al khuluq al hasan dan akhlak yang buruk yang disebut dengan al khuluq as sayyi’. Ketika akhlak seseorang tercermar dengan nilai-nilai yang bertentangan dengan syariat Islam maka ia berkepribadian tercela.
Baca Juga: HNW Dukung PBB Realisasikan Hari Perlawanan Terhadap Islamophobia
Akhlak mulia dapat menambah pahala dan menggugurkan dosa maka akhlak tercela dapat mengurangi bahkan menghapus pahala dan menambah dosa.
Orang yang seperti ini oleh Rasulullah disebut dengan muflis atau bangkrut. Pahala amal shaleh yang seharusnya jadi modal untuk meraih kebahagiaan di akhirat menjadi habis.
Bersabda Rasulullah: “Dan sesungguhnya akhlak tercela merusak amal sholeh sebagaimana cuka merusak madu” (HR Thabrani).
Wallohu a’lambishshawab.
(H Nuchasin M Soleh)
Artikel Terkait
Cinta Rasulullah
Yang Patut Ditiru dari Rasulullah
Kepemimpinan Rasulullah
Cegah Penyakit Menular Rasulullah Ajarkan Doa Ini
6 Sunnah Hari Jumat, Termasuk Jelang Sholat Jumat