HARIANTERBIT.com - Pengamat ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) Mudrajad Kuncoro menilai resesi global yang diperkirakan akan terjadi tahun depan merupakan peluang bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Meski demikian, sektor investasi akan menjadi rebutan oleh semua negara, termasuk Indonesia.
Karena itu, Mudrajad mendukung arahan Presiden Jokowi yang meminta jajarannya agar tidak mempersulit investasi.
"Kalau saya perkiraan resesi itu kita anggap sebagai tantangan sekaligus peluang tantangannya karena memang pertumbuhan ekonomi sudah membaik pasca pandemi 2020 yang hampir semua daerah semua pulih maksudnya positif dan sektor-sektor juga mulai tumbuh positif" ujar Mudrajad, Sabtu, 3 Desember 2022.
Baca Juga: KPK Pantau Investasi Telkomsel ke GOTO, Ada Jejak Erick Thohir dan Boy Thohir?
Menurutnya, pemerintah harus mempersiapkan berbagai skenario dari resiko hingga resiko terburuk seperti misalnya terjadi penurunan ekspor produk dari komoditas tanah air.
"Resesi global itu akan diperkirakan 2023 itu mulai bulan apa kalau mulai bulan Januari kan tinggal menghitung hari jadi kita harus mempersiapkan skenario yang terburuk yang terburuknya apa ekspor turun karena ekspor kita yang meningkat selama 6 bulan terakhir ini itu banyak didorong oleh harga komoditi yang meningkat batubara kelapa sawit dan lain lain," ucapnya.
Mudrajad menyebut Indonesia mengalami surplus secara neraca perdagangan tapi dari segi jasa, masih defisit.
Baca Juga: Proyek Food Estate Prabowo Terancam Mangkrak, Tak Ada Petaninya
"Nah itu yang harus jadi PR bagi kementerian maupun OJK maupun Bank Indonesia bagaimana kita mendorong agar transaksi berjalan kita surplus," katanya.
Artikel Terkait
Ancaman Resesi Global, Komisi IX Minta BPJS TK Hati - Hati Investasikan Dana Jaminan Sosial
Bisnis Kuliner Tetap Menggeliat di tengah Ancaman Resesi Global, RamenYa! Memberi Bukti
Dampak Resesi Global ke Indonesia, Pengamat: Kita Masih Punya Harapan
Resesi dan Badai PHK Mulai Ancam Perusahaan Teknologi