HARIANTERBIT.com – Kinerja Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mendapat sorotan dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Hal itu lantaran produksi minyak dan gas dalam negeri yang terus mengalami penurunan sehingga berpotensi terjadinya defisit perdagangan sektor migas yang kian tajam.
Menurut Airlangga, diperlukan terobosan guna mendongkrak produksi migas nasional ditengah tantangan ekonomi global yang melambat.
Baca Juga: Erling Haaland Jalin Asmara dengan Pesepak Bola Cantik Isabel Haugseng
“Sekarang ini ekspor Indonesia neracanya positif, namun neraca perdagangan migas secara bulanan negatif,” ungkap Menko Airlangga secara virtual dalam acara 3rd International Convention on Indonesian Upstream Oil & Gas 2022, Kamis (24/11/2022).
Airlangga mengingatkan untuk mencapai target produksi minyak 1 juta BOPD (Barrel Oil Per Day) dan gas bumi 12 BSCFD (Billion Standard Cubic Feet Per Day) pada 2030, dibutuhkan kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah hingga badan usaha swasta dan negara serta para kontraktor.
Baca Juga: Hutan Negara Hilang 8 Ribuan Ha, KPK Diminta Berantas Mafia Tanah di Kalsel
Dalam kesempatan itu, Airlangga juga menyinggung proyek pengembangan migas di ladang gas abadi Blok Masela, Maluku, yang mengalami pelambatan.
Untuk itu, ia pun meminta agar ditinjau kembali terkait efektivitas regulasi hingga mendorong percepatan revisi apabila regulasi dinilai belum efektif mendorong investasi.
"Bila dipandang belum cukup untuk mendorong pertumbuhan industri migas tentu dibuka kemungkinan untuk melihat apakah regulasi-regulasi yang ada itu efektif untuk mendorong dan bila belum efektif itu perlu dilakukan revisi yang ke arah perbaikan," ucapnya.
Baca Juga: Pemerintah Diminta Penuhi Kebutuhan Cadangan Beras Sebesar 600 Ton
Artikel Terkait
SKK Migas Targetkan Kenaikan Investasi 20 Persen di 2023
Fokus ke Energi Listrik, DPR Kritik Pemerintah Tak Serius Manfaatkan Gas Bumi
Hingga 22 November 2022 Modal Asing Kabur dari RI Rp89,5 Triliun
Evaluasi Kinerja Bulog Lamban Serap Beras Petani