HARIANTERBIT.com - Informasi program dan kegiatan pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (KUMKM) hingga kini banyak tersedia, namun belum optimal sampai ke daerah.
“Untuk optimalisasi sinkronisasi dan sinergi, diharapkan dinas yang membidangi KUMKM juga bisa proaktif mendapatkan informasi program atau kegiatan,” ungkap Deputi Bidang Mikro KemenKopUKM, Yulius, Sabtu (19/11/2022).
Yulius berharap program pemberdayaan yang dikembangkan bisa berkontribusi dalan memperbesar peran UMKM terhadap PDB yang ditargetkan mencapai 63 persen pada 2022 dan sebesar 64 persen pada 2023.
Baca Juga: Kejaksaan Bakal Terus Usut Kasus Korupsi yang Rugikan Masyarakat Luas
Kemudian capaian proporsi UMKM yang mengakses kredit keuangan formal ditargetkan hingga 27,8 persen pada 2022 dan sebesar 29,1 persen pada 2023.
Dan terakhir, capaian usaha mikro yang bertransformasi dari informal ke formal sebanyak 5,5 juta UMKM pada 2022 dan sebanyak 7,5 juta UMKM pada 2023.
“Juga mereka yang semakin banyak beralih dari pelaku usaha informal menjadi pelaku usaha formal dengan memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB).”
Yulius mengatakan, setidaknya terdapat empat hal yang sekiranya bisa disinergikan oleh para pemangku kepentingan di daerah-daerah untuk meningkatkan dan memperluas ekosistem yang memudahkan usaha mikro Indonesia tumbuh dan naik kelas.
Baca Juga: DPR Tunggu Surat Presiden Terkait Pergantian Panglima TNI