Dia mencatat, selama delapan tahun ini, sejak 2014, tidak ada konsep jitu untuk memenuhi kebutuhan pokok rakyat sehingga bisa dalam jangkauan daya beli masyarakat.
Baca Juga: Susi Air Jatuh di Papua, Ini Nama 6 Penumpangnya
“Semua naik. Minyak goreng naik, beras naik, kedele naik, gas naik dan listrik juga naik,” kata mantan pejabat lurah DKI Jakarta pada masa Ali Sadikin tersebut.
Salim yang dipenjara selama dua tahun pada masa Orde Baru karena kasus Malari 1974 tanpa pernah diadili itu, menyatakan Orde Baru memang kejam terhadap aktivis yang berseberangan tetapi Pemerintah menjaga agar harga-harga tetap terjangkau oleh daya beli rakyat.
Baca Juga: Tips Agar Anak Tidak Kecanduan Game Online
"Rezum sekarang malah lebih parah dari Orde Baru. Sudah menindas para aktivis juga menindas rakyat dengan harga-harga yang mahal dan tidak terjangkau itu. Derita masyarakat sangatlah berat dan mengerikan,” katanya.
Dia pesimis atas hiruk pikuk Pemilihan Presiden dengan para elit politik sudah melakukan penjajagan dan pembicaraan untuk membuka kemungkinan koalisi.
Baca Juga: Bantuan Partai Politik Bermanfaat Dukung Pendidikan Politik
Hiruk-pikuk politik itu bagai tidak peka pada penderitaan dan kesulitan yang dihadapi rakyat.
"Dinamika dan percaturan politik memang perlu tetapi mulut rakyat yang harus diselamatkan dulu. Perlu konsep dari para calon Presiden bagaimana cara membuat rakyat sejahtera, terutama dalam membuat harga-harga terjangkau oleh daya beli rakyat,” katanya.***
Artikel Terkait
Harga Cabai Kian Pedas Capai Rp100 Ribu per Kg
Harga Pangan dan Energi Meroket, Gubernur BI Perkirakan Inflasi Tembus 4,2 Persen di Tahun 2022
Komisi VII DPR: Semoga Setelah Reshuffle Harga Migor Murah
Setelah Reshuffle Kabinet, DPR: Semoga Harga Migor Bisa Murah
Blusukan ke Pasar, Mendag Janji Kendalikan Harga Pangan
Kepala Daerah Diminta Aktifkan Satgas Guna Kendalikan Harga Pangan
Sufmi Dasco Minta Mendag Gerak Cepat Stabilkan Harga Pangan