Jakarta, HanTer - Ketua Prodi Administrasi Perkantoran Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI), I Ketut Martana mengatakan, minimal 5 persen lulusan dari UBSI bisa menjadi wirausaha atau Intepreneur. Setiap tahun UBSI meluluskan 6 ribu mahasiswa. Mahasiswa UBSI tersebar di 23 kampus di berbagai daerah di Indonesia.
"Minimal 5 persen mahasiswa lulusan UBSI bisa kreatif. Makanya kita kerjasama dengan para dunia usaha dan industri. Modal memang menjadi hal penting tapi kita kembangkan manusianya agar bisa menjadi kreatif," ujar I Ketut Martana usai menggelar Seminar & Talkshow
Tokoh Millenial di Kampus BSI Jalan Pemuda, Jakarta, Senin (18/3/2019).
Ketut memaparkan, dengan mengembangkan mahasiswa yang kreatif maka lulusan UBSI tidak berorientasi kerja. Namun menciptakan lapangan pekerjaan. Apalagi mahasiswa UBSI juga ada wajib untuk menciptakan wirausaha dalam bentuk workshop. Dalam workshop tersebut mahaiswa dituntut untuk berpikir bagaimana menciptakan krearivitas produk yang bisa diterima masyarakat.

"Dengan workshop itu maka hasil produk kreatif mahasiswa bisa diterima masyarakat," jelasnya.
Lebih jauh Ketut menjelaskan, mahasiswa UBSI juga diajarkan untuk membangun bisnis plan (perencanaan bisnis) untuk melihaf animo masyarakat terkait bisnis yang akan dikembangkannya. Oleh karena itu dalam workshop yang digelar UBSi menghadirkan berbagai pengusaha atau tokoh kreatif agar bisa menularkan keberhasilannya kepada mahasiswa UBSI.
"Para narasumber bisa memberikan virus bagi mahasiswa kami. Karena disini penting pengembangan mahasiswa terutama di era digital saat ini. Mahasiswa harus memiliki wawasan dan wacana tentang apa yang terjadi di masyarakat tidak hanya sekedar teori," jelasnya.
Kawendra Lukistian, Ketua Umum GeKrafs, Produser dan Pengusaha Muda mengatakan, kunci keberhasilan seseorang dalam berwirausaha adalah didampingi. Dengan pendampingan tersebut maka kreativitasnya akan terbentuk. Karena pengusaha tanpa pendampingan juga bisa membuatnya down atau patah arang ketika menghadapi masalah atau cobaan dalam berwirausaha.
"Karena saya juga awalnya didampingi," ujar Kawendra yang kini juga sedang mengembangkan usaha event organization (EO) dan konsultan politik.
Menurut Kawendra, ekonomi kreatif harus dikembangkan oleh anak muda atau mahasiswa karena ekonomi kreatif menjadi penyumbang terbesar PDB (Produk Domestik Bruto). Apalagi kreatifas seseorang tidak terbatas, tidak seperti usaha pertambangan atau lainnya yang terbatas.
Selain Kawendra Lukistian, dalam Seminar & Talkshow Tokoh Millenial yang akan digelar di 17 kampus UBSi juga menghadirkan narasumber lainnya yang krearif dan inovatif. Di antaranya yakni, Ifath Suwandi, Yanti Adeni, Erwin Soerjadi, Temi Sumarlin, Hasan Jr, Alwi Zain, Erwin Soerjadi, Ardian Perdana Putra, Yedi K, Maulidan Isbar, Mirza Muhammad dan Cici Esti Nalurani.