98 Persen Pendapatan Adaro Energy Milik Garibaldi Thohir, Kakak Menteri BUMN Erick Thohir dari Energi Kotor

- Selasa, 16 Mei 2023 | 18:01 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir dan Garibaldi Boy Thohir
Menteri BUMN Erick Thohir dan Garibaldi Boy Thohir

HARIANTERBIT.com - Greenpeace menyoroti komitmen PT Adaro Energy Tbk (ADRO) untuk melakukan transisi energi menuju ekonomi hijau.

Pasalnya, bos Adaro Energi yaitu Garibaldi Thohir alias Boy Thohir itu berencana membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) baru di Kalimantan Utara.

Adaro Energi yang dikomandoi oleh Garibaldi Thohir, kakak Menteri BUMN Erick Thohir -- adalah salah satu perusahaan batu bara terbesar di Indonesia dengan 98 persen pendapatan di tahun 2022 berasal dari energi kotor ini. Tapi katanya, Adaro akan segera melakukan transisi energi nih.

Baca Juga: Jadi Tanggung Jawab Prabowo Subianto, Food Estate Mangkrak, Anggaran 1,5 Triliun Terbuang Sia sia

PLTU captive tersebut bakal menyuplai kebutuhan listrik fasilitas industri yakni smelter aluminium sekitar 1,1 gigawatt (GW).

Juru Kampanye Media Greenpeace Indonesia, Rahka Susanto menyoroti ketidakkonsistenan Adaro dalam mewujudkan transisi energi menyusul rencana pembangunan PLTU anyar.

“Alih-alih melakukan transisi energi, Adaro justru melanggengkan penggunaan energi kotor batu bara,” ujar Rakha dalam keterangan resminya, dikutip Senin 15 Mei 2023.

Baca Juga: Bidik Idris Sihite, Begini Sebenarnya Penggeledahan Tim KPK di Sejumlah Tempat soal Korupsi di ESDM

Data Organisasi lingkungan internasional Greenpeace menyebut produksi batu bara Adaro meningkat hampir 20 persen dari 52,7 juta ton menjadi 62,8 juta ton pada 2021. Perusahaan milik saudara kandung Menteri BUMN Erick Thohir, Boy Thohir, itu menargetkan kenaikan produksi pada tahun ini.

Rakha mengatakan pembangunan PLTU batu bara baru hanya akan memperburuk dampak krisis iklim. “PLTU juga mencemari lingkungan dan mencederai komitmen Indonesia dalam proses transisi energi,” tutur Rakha.

Rencana pembangunan PLTU baru mengemuka dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Adaro, Kamis, 11 Mei 2023. Saat itu dua orang pemegang saham melakukan protes dengan membentangkan spanduk dan berteriak menolak pembangunan PLTU baru.

Baca Juga: Negara Rugi Rp8,32 Triliun dari Kasus BTS dan Para Pelaku Dimiskinkan? Begini Kata Jaksa Agung

Mereka menilai pembangunan PLTU anyar hanya akan menambah ancaman krisis iklim. “Sudah saatnya Adaro mendengarkan aspirasi pemegang saham,” ujar Rakha.

Proyek PLTU batu bara baru di Kalimantan Utara merupakan PLTU captive atau pembangkit listrik yang dibangun untuk penyediaan listrik fasilitas industri yakni smelter aluminium. Kebutuhan sekitar 1,1 gigawatt (GW). Smelter tersebut rencananya akan memproduksi 500.000 ton aluminium setiap tahun.

Halaman:

Editor: Anugrah Terbit

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X