HARIANTERBIT.com – Banyak cara yang harus dilakukan dalam menghadapi era serba digital, salah satunya melalui sebuah penyesuaian. Untuk itu, Kementerian Kominfo dan DPR telah menggelar seminar online bertajuk Adaptasi Bisnis UMKM di Era Digital.
Tiga narasumber dihadirkan, yakni, Dr H Jazuli Juwaini MA (Anggota Komisi I DPR RI), Semuel Abrijani Pangerapan BSc (Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI), Dr Hamdani SE MM MPd M Ak (Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Tangerang) dan Anom Adi Nugraha (Digital Marketing Ekspert).
Jazuli Juwaini mengatakan aktivitas bisnis dan usaha bukan hanya sekedar tuntan hidup, namun dalam islam itu merupakan kewajiban. Agama sangat konsen bagaimana membangun kesejahteraan dan kemandirian ekonomi, di antaranya dengan melakukan usaha.Baca Juga: Ayah David Ozora Sebut Mario Dandy Cs Mulai Cari Simpati Publik, Tak Sebanding dengan Penderitaan Anaknya
“Dunia berkembang pesat akibat revolusi teknologi digital. Dunia tanpa batas, makin dekat dan makin kecil, dunia bukan lagi stu rumah atau satu kamar, melainkan dunia dalam genggaman atau internet. Teknologi mengubah banyak hal dan membawa dampak positif maupun negatif di antaranya; dapat mengubah cara kerja industri, mengubah cara kita berinteraksi, mengubah cara kita belajar dan mengubah gaya hidup kita,” tegasnya, Rabu (29/3/2023).

“Kita tidak harus membutuhkan banyak persiapan dan kita juga dapat belajar dari mana saja, dapat berpartner dengan siapapun, dapat menjual apapun dan banyak tempat untuk memasarkan produk kita. Modal bisnis di era digital di antaranya yaitu; butuh mindset, motivasi dan kemauan yang kuat, kreativitas dan inovasi dalam melihat peluang, kemampuan belajar dan adaptasi yang cepat, menguasai keterampilan digital serta aktif mengembangkan jaringan dan kolaborasi. Dalam berbisnis kita juga harus memiliki strategi tertentu, misalnya dengan menentukan produk yang tepat dan terupdate, menciptakan keunikan produk dan pelayanan, mengetahui target pasar dan menarik konsumen, memasarkan lebih luas secara online dan mengintegrasikan dengan marketplace yang lebih luas,” tambahnya.
Hal senada dikatakan Semuel Abrijani Pangerapan, terkait pesatnya perkembangan teknologi yang semakin maju dengan adanya pandemic Covid-19 yang telah mendorong setiap orang untuk berinteraksi dan melakuakan berbagai aktivitas melalui platform digital.
“Intinya kehadiran teknologi sebagai bagian dari kehidupan masyarakat inilah yang semakin mempertegas bahwa kita berada di era percepatan trasnformasi digital,” katanya.
Sedangkan, Hamdani menjelaskan saat ini kondisi atau fakta UMKM yang ada di Indonesia 99,91% pelaku UMKM adalah pengusaha mikro kecil menengah, dan pengusaha dalam skala besar hanya 0,09%.Baca Juga: Kantongi Dua Alat Bukti, KPK Tetapkan Rafael Alun Trisambodo Tersangka Gratifikasi
“Dalam 10 tahun terakhir, UMKM kita tidak mengalami kenaikan yang signifikan dan cenderung tidak naik kelas, peningkatannya sangat kecil sekali, kenapa UMKM kita belum naik kelas? Apakah karena UMKM kita belum mampu beradaptasi dengan teknologi? Mungkin ada banyak faktor yang harus kita kaji bersama sama. UMKM atau usaha mikro kecil menengah itu adalah semua usaha produktif baik itu usaha industri yang melakukan pengolahan bahan baku maupun yang hanya melakukan penjualan saja,” terangnya.
Sementara, Anom Adi Nugraha menambahkan pada masa sekarang ini kita sudah memasuki era digital, oleh karena itu kita harus memahami perubahan-perubahan yang terjadi pada masa sekarang ini di antaranya yaitu perubahan pada perilaku pasar dari segi pencarian produk, proses perbandingan produk dan pembelian.
“Model bisnis juga mengalami banyak perubahan, yaitu adanya model bisnis BtoB (bisnis ke bisnis), BtoC (bisnis ke konsumen), MtoC (marketplace ke konsumen). Perubahan pada pendistribusian juga banyak mengalami perubahan yang sekarang sudah banyak dilakukan secara online melalui jasa pengiriman. Kita harus menyiapkan bekal bagi diri kita sendiri untuk menghadapi perubahan yang telah terjadi ini dan juga khususnya bagi para pelaku UMKM,” tuturnya.