Pengusaha Optimis Program Hilirisasi Dorong Capaian Target Investasi 2023

- Kamis, 30 Maret 2023 | 13:52 WIB
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia

HARIANTERBIT.com - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menargetkan realisasi investasi pada tahun 2023 mencapai Rp 1.400 triliun sebagaimana diamanatkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Salah satu strategi Menteri Bahlil untuk memenuhi target tersebut selain dari masuknya penanaman modal asing, juga terkait dengan adannya program hilirisasi komoditas di berbagai sektor yang tengah digenjot oleh pemerintah.

Baca Juga: Pencoretan Indonesia Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Erick Thohir: Saya Sudah Berjuang Maksimal

Sekretaris Jenderal Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) Anggawira mengatakan, langkah Menteri Bahlil sudah tepat sebagai sebuah langkah awal untuk membangun industri dalam negeri, namun diperlukan sebuah insentif menarik agar dapat menarik minat investor.

“Saya rasa itu menjadi salah satu langkah awal dan tentunya diperlukan suatu insentif juga yang tepat, agar kita juga punya memiliki daya saing yang kompetitif dibandingkan dengan negara lain. Jadi saya rasa sudah tepat apa yang dilakukan Kementerian Investasi untuk melakukan diversifikasi yang lebih luas terkait target-target investasi yang ada,” ujar Anggawira, Kamis (30/3/2023).

Baca Juga: Sesalkan Keputusan FIFA, PSI: Indonesia Jangan Langsung Menyerah

Menurut Anggawira yang juga Ketua Umum Asosiasi Pemasok Energi, Mineral, dan Batubara Indonesia itu mengungkapkan kebijakan larangan ekspor bahan mentah oleh pemerintah memaksa para pengusaha untuk ikut terlibat membangun ekosistem hilirisasi.

Tidak hanya pengusaha dari dalam negeri, Anggawira menyebut, negara atau pengusaha asing yang membutuhkan produk-produk komoditas dari Indonesia mau tidak mau juga harus mendirikan atau bermitra dalam membangun industri hilirisasi di tanah air.

“Salah satunya kan dengan program hilirisasi melakukan penstopan untuk ekspor bahan mentah automaticly kan secara langsung akan memaksa para pengusaha, atau investor dari luar yang membutuhkan produk-produk atau barang-barang yang terkait industri, terkait untuk membangun industrinya di dalam negeri,” ucapnya.

Baca Juga: Batal jadi Tuan Rumah Piala Dunia U20, Begini Kerugian yang Dialami Indonesia

Sementara itu, Deputi Bidang Hilirisasi Investasi Strategis Kementerian Investasi/BKPM Heldy Satrya Putera menjelaskan bahwa capaian realisasi dari Januari hingga Desember tahun 2021 silam, dari investasi Rp 900 triliun naik menjadi Rp 901 triliun atau ada kenaikan 101%. Sedangkan tahun 2022 investasi mencapai Rp 1.207,2 triliun atau naik 100,7% dari total yang ditargetkan yakni Rp 1.200 triliun.

“Sektor yang menjadi capaian investasi pada tahun-tahun tersebut, yakni adanya hilirisasi industri dari logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya. Grafik Nikel kalau di tahun 2019 menduduki peringkat ketiga, maka ditahun 2021 hingga 2022 masuk ke peringkat pertama. Ini merupakan capaian dari program hilirisasi,” ujar Heldy.

Heldy menerangkan alasan kenapa produk hilirisasi menjadi investasi yang naik secara signifikan, sebab produk hilirisasi memberikan nilai tambah yang diharapkan nilai investasi hilirisasi dari 8 sektor yang masuk bisa mencapai 545,3 miliar USD, agar realisasi investasi sesuai target yang telah ditetapkan.

Baca Juga: Serah Terima Buku, KBM JAYA - Kompas Gramedia Kawal Frans Seda Jadi Pahlawan

Halaman:

Editor: Anugrah Terbit

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X