HARIANTERBIT.com - Ukraina telah menyerang sebuah barak di kota Melitopol yang diduduki Rusia dengan beberapa sumber Ukraina mengklaim sejumlah korban Rusia.
Menurut saksi mata, 10 ledakan terdengar, meskipun beberapa di antaranya mungkin berasal dari sistem anti-pesawat Rusia. Pejabat Ukraina mengklaim puluhan orang Rusia tewas dan terluka sementara Rusia mengakui beberapa korban.
Rekaman video yang diposting di media sosial menunjukkan apa yang diklaim sebagai barak Rusia di kota selatan yang dilalap api yang dahsyat dengan beberapa orang mengklaim situs tersebut digunakan oleh kelompok tentara bayaran Wagner.
Melansir TheGuardian, Video lain menunjukkan pekerja penyelamat di reruntuhan dengan beberapa mayat terlihat.
Baca Juga: KPK Watch Minta Ketua MA Harus Jaga Marwah Institusi
Wilayah tersebut, bekas kompleks resor dan hotel di sebelah gereja di kota yang dikenal sebagai Hunter's Halt, digunakan sebagai barak dengan sebagian besar korban tampaknya berada di aula ketika dihantam.
Serangan di Melitopol - dilaporkan dengan roket Himars - adalah salah satu dari beberapa serangan semalam di pangkalan Rusia. Ledakan juga dilaporkan terjadi semalam di Krimea yang diduduki Rusia termasuk Sevastopol dan Simferopol.
Serangan di Melitopol terjadi ketika semua infrastruktur non-kritis di pelabuhan Odesa Ukraina tanpa listrik setelah Rusia menggunakan drone buatan Iran pada hari Sabtu untuk menyerang dua fasilitas energi, menyebabkan 1,5 juta orang terputus dari listrik.
"Situasi di wilayah Odesa sangat sulit," kata Presiden Volodymyr Zelenskiy dalam pidato video malamnya.
"Sayangnya, serangannya sangat kritis, jadi butuh lebih dari sekadar waktu untuk memulihkan listrik ... Sayangnya, tidak butuh waktu berjam-jam, tetapi beberapa hari."
Baca Juga: Covid-19 di Jakarta Hari Ini Tambah 755 Kasus
Di Melitopol, pihak berwenang pro-Moskow mengatakan serangan rudal pada Sabtu malam menewaskan dua orang dan melukai 10 orang, sementara walikota Ukraina yang diasingkan mengatakan puluhan "penjajah" tewas.
Reuters tidak dapat secara independen memverifikasi laporan serangan atau kematian tersebut.
"Sistem pertahanan udara menghancurkan dua rudal, empat mencapai target mereka," kata Yevgeny Balitsky, gubernur yang ditunjuk Moskow untuk bagian yang diduduki di wilayah Zaporizhzhia, mengatakan di aplikasi pesan Telegram.