HARIANTERBIT.com – Tersangka penyerang penulis Salman Rushdie mengaku sangat mengagumi Ayatollah Ruhollah Khomeini tetapi dia membantah melakukan kontak dengan Garda Revolusi Iran.
Tetapi pelaku, Hadi Matar kepada New York Post seperti dilansir CAN, mengatakan tidak akan mengungkap apakah alasan menyerang Rushdie terinspirasi oleh fatwa yang dikeluarkan mantan pimpinan Iran itu.
Hadi Matar juga mengatakan kepada New York Post pada Rabu, 17 Agustus 2022 waktu setempat, dia hanya membaca beberapa halaman novel Rushdie, The Satanic Verses. Tweet di musim dingin yang mengumumkan kunjungan penulis ke Institusi Chautauqua memberinya ide untuk pergi ke sana.
Baca Juga: Kabar Gembira, Drama Extraordinary Attorney Woo Akan Garap Season 2 Tahun 2024 Mendatang
Rushdie, 75, akan memberikan kuliah tentang kebebasan artistik di tempat barat New York ketika polisi mengatakan Matar yang berusia 24 tahun bergegas ke panggung dan menikam penulis kelahiran India itu pada Jumat pekan lalu.
Sejak Rushdie menulis The Satanic Verses yang diterbitkan pada 1988 mendorong Khomeini untuk mengeluarkan fatwa yang mendesak umat Islam untuk membunuhnya.
"Saya menghormati Ayatollah. Saya pikir dia orang yang hebat. Sejauh itu yang akan saya katakan tentang itu," kata Matar dalam wawancara video dari Penjara Kabupaten Chautauqua.
Baca Juga: Ramalan Shio Hari Ini 18 Agustus 2022: Shio Babi Jujurlah
"Saya tidak terlalu menyukainya," kata Matar tentang Rushdie.
Artikel Terkait
Salman Rushdie Ditikam di New York
Salman Rushdie, Penulis Novel Kontroversi Ayat-ayat Setan
Media Konservatif Iran Puji Penyerang Salman Rushdie
Penikam Salman Rushdie Didakwa Percobaan Pembunuhan, Ditahan Tanpa Jaminan
Pasca Penyerangan Salman Rushdie, Penulis JK Rowling Diancam Dibunuh: Anda berikutnya!