Waspada Tingkat Tinggi, Propaganda Rusia Dimulai Sejak 2016

- Kamis, 21 Juli 2022 | 13:53 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin (ist)
Presiden Rusia Vladimir Putin (ist)

HARIANTERBIT.com - Sejauh ini propaganda Rusia di Indonesia mulai terjadi sejak 2016 melalui Russia Beyond The Headlines Indonesia yang dijalankan oleh organisasi nirlaba otonom TV-Novosti bentukan kantor berita milik negara Rusia (RIA) Novosti.

Russia Beyond The Headlines Indonesia adalah versi bahasa Indonesia dari Russia Beyond The Headlines, sebuah proyek buatan harian Rossiyska Gazeta pada 2007 yang kemudian diambil alih oleh TV Novosti pada 2017.

Baca Juga: Ditelusuri, Alibi Ferdy Sambo saat Terjadi Polisi Tembak Polisi di Rumahnya

Pada 2018, Russia Beyond The Headlines Indonesia masuk dalam pusaran perhatian masyarakat Indonesia setelah terlibat dalam debat kusir tentang ‘Putin’ antara politisi Partai Gerindra, Fadli Zon dan politisi Partai Solidaritas Indonesia, Tsamara Amany.

Menurut Radityo Dharmaputra, seorang dosen di Departemen Hubungan Internasional, Universitas Airlangga, propaganda Rusia menggunakan unsur Islam dan disajikan kepada masyarakat melalui Russia Beyond The Headlines dalam bahasa Indonesia.

Baca Juga: Sumber CCTV Bukti Baru kasus Brigadir J Tak Hanya Satu

Dia memaparkan rakyat Indonesia sangat sensitif terhadap isu yang berkaitan dengan agama Islam, dan Rusia telah memanfaatkan ini sejak tahun 2016. Ketika Rusia menginvasi Suriah pada tahun 2016 setelah berbagai komunitas Islam melakukan demonstrasi anti-Rusia besar-besaran.

“Setelah itu, kedutaan Rusia dan RBTH sengaja mengincar [pembaca] kaum Muslim. Hingga saat ini, Rusia telah memberikan banyak beasiswa dan mendanai program studi Rusia di Indonesia,” tutur Junior Research Fellow di Universitas Tartu, Estonia yang meneliti pengaruh Rusia di Indonesia, seperti keterangan tertulisnya, Kamis, 21 Juli 2022.

Banyak lulusan dari program studi tersebut, lanjutnya, menyebarkan propaganda Rusia tentang Islam dan Barat kemudian secara aktif mendukung retorika kedutaan Rusia selama perang ini berlangsung.

Baca Juga: Selenggarakan ASEAN Para Games 2022, Indonesia Optimistis Juara

Strategi ini digunakan karena dengan menggaet pembaca Islam dari usia muda akan didapatkan persinggungan dukungan yang diberikan oleh lebih dari 200 juta umat Islam Indonesia terhadap Palestina.

Kondisi diperkuat oleh peran media lokal sehingga memperkuat diskursus masyarakt tentang standar ganda serta perbandingan keterlibatan Barat dan Amerika Serikat dalam situasi di Ukraina.

Baca Juga: Mardani H Maming Tidak Juga Ditangkap dan Ditahan, Ada Apa dengan KPK?

Pendapat hampir serupa diungkapkan Endy M. Bayuni, mantan Pemimpin Redaksi The Jakarta Post, anggota Dewan Pengawas Facebook yang menilai kebijakan AS dalam konflik Israel-Palestina turut andil dalam sentimen anti-Amerika di kalangan masyarakat Indonesia.

Halaman:

Editor: Anugrah Terbit

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X