Jakarta, HanTer - China dan Rusia menuduh Amerika Serikat memicu ketegangan di semenanjung Korea selama pertemuan penting yang diadakan untuk menjelaskan keputusan mereka untuk memveto sanksi global baru atas peluncuran rudal balistik baru Pyongyang .
Zhang Jun, duta besar China untuk PBB, mengatakan kepada Majelis Umum pada hari Rabu waktu setempat bahwa ketegangan di semenanjung telah "berkembang seperti sekarang ini, terutama karena kegagalan kebijakan AS".
Dia mendorong Washington untuk mengambil tindakan dan mengajukan permohonan agar sanksi dicabut. “Ada banyak hal yang bisa dilakukan AS, seperti melonggarkan sanksi terhadap [Korea Utara] di area tertentu, dan mengakhiri latihan militer bersama [dengan Korea Selatan]. Kuncinya adalah mengambil tindakan, bukan hanya berbicara tentang kesiapannya untuk berdialog tanpa prasyarat, ”kata Zhang.
Berbicara untuk AS, Wakil Duta Besar Jeffrey DeLaurentis menolak tuduhan China dan Rusia dan mempertanyakan apakah Beijing dan Moskow telah meningkatkan kemitraan strategis tanpa batas mereka di atas keamanan global dengan memveto sanksi Korea Utara. “Kami berharap veto ini bukan cerminan dari kemitraan itu,” kata DeLaurentis, berbicara kepada majelis setelah China dan Rusia.
Artikel Terkait
Targetkan 7 Juta Suara Pada Pemilu 2024, Saeful: PBB Siap Melayani Masyarakat
PBB: 3.000 Warga Sipil Tewas di Ukraina
Linda Thomas-Greenfield Utusan AS untuk PBB Terus Lakukan Upaya Mengisolasi Rusia
Pejabat HAM PBB: Korban Tewas Ukraina Lebih Tinggi dari yang Dilaporkan
PBB Kecam Penutupan Badan HAM Afghanistan oleh Taliban
GPDRR 2022, Bendera Merah Putih dan Bendera PBB Berkibar di Bali
Bertemu Presiden Majelis Umum PBB, Puan Singgung UU TPKS Sebagai Dukungan Bagi Perlindungan Perempuan
Bicara di Forum Pengurangan Risiko Bencana PBB, Puan: Sekarang Saatnya Bertindak
Menghina Nabi Muhammad SAW PBB DKI Jakarta Mengecam Keras Politisi India Nupur Sharma
Pengawas PBB Sebut Iran Berencana Tingkatkan Pengayaan Uranium