Jakarta, HanTer - Sejumlah tokoh muslim Indonesia mengecam pernyataan juru bicara Partai Bharatiya Janata (BJP) Nupur Sharma, yang menghina Nabi Muhammad SAW dan istrinya Aisyah RA. Para tokoh menyerukan untuk memboikot produk-produk India dan melakukan aksi demonstrasi ke kedutaan besar India sebagai bentuk protes atas penistaan tersebut.
"Kami mengecam keras penghinaan terhadap kesucian Rasulullah SAW yang dilakukan olch juru bicara BJP. Kami menuntut Pemerintah India untuk melakukan proses hukum kepada yang bersangkutan," ujar Ketua Umum PA 212, KH. Abdul Qohar dalam pernyataannya kepada Harian Terbit, Selasa (7/6/2022).
Qohar menegaskan, pihaknya menuntut Pemerintah India untuk menghentikan pelembagaan Islamofohia yang terus diproduksi oleh rezim Narendra Modi. Pihaknya juga menuntut penghentian produk diskriminatif dan pengabaian Hak Asasi Manusia terhadap kaum muslim India.
Baca Juga: PPKM Diperpanjang, Seluruh Daerah di Jawa-Bali Terapkan Level 1
"Menuntut kepada Pemerintah Indonesia sebagai negara dengan jumlah penganut Islam terbesar untuk melakukan protes keras terhadap Pemenntah India yang sudah terlalu serng mempromosikan narasi Islamofobia serta meminta maaf kepada Umat Islam se dunia, yang bila tidak digubris juga maka segera usir perwakilan India dani Indonesia," tegasnya.
Qohar juga meminta kepada seluruh negara yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam untuk secara aktif bersatu padu menekan dalam bentuk politik dan ekonomi serta hal lain yang diperlukan agar Pemerintah India tidak melindungi penista agama dan penghina Rasulullah SAW.
MUI Menyesalkan
Sementara itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri Sudarnoto Abdul Hakim juga menyesalkan pernyataan politikus partai Bharatiya Janata Party India Nupur Sharma yang menghina Nabi Muhammad dalam sebuah debat di stasiun TV setempat.
Baca Juga: Di Balik Pertemuan SBY-Surya Paloh, Pengamat: AHY Bisa Menjadi Playmaker Terbentuknya Koalisi Parpol
“MUI menyesalkan pernyataan Juru Bicara BJP yang menghina Nabi Muhammad SAW dalam debat di televisi India terkait kisruh antara Masjid Gyanvapi yang bersebelahan dengan kuil Kashi Vishnawanth dalam satu situs yang sama di Varanasi, India,” ujar Sudarnoto Abdul Hakim dalam keterangannya, Selasa (7/6/2022).
Seharusnya, kata dia, politikus itu fokus pada bagaimana menyelesaikan kisruh tersebut sesuai dengan aturan di India dan tidak membawa konflik itu pada kebencian terhadap Islam yang menyebabkan protes secara global. Ia menilai pernyataan Sharma itu tidak bertanggungjawab, tidak sensitif, tidak terpuji dan menimbulkan ketidaknyamanan.
Pernyataan politikus India itu, kata dia, juga melukai perasaan umat Islam di seluruh dunia yang sangat menghormati kedudukan Nabi Muhammad. “MUI berpandangan bahwa tindakan tersebut berlawanan dengan semangat untuk menciptakan harmoni antaragama, dan berlawanan dengan Resolusi PBB tentang Memerangi Islamofobia (Maret 2022),” katanya.
Kepada pemerintah RI, MUI mengusulkan adanya dialog bilateral lintas agama Indonesia-India untuk memoderasi kelompok agama di kedua pihak, kata Sudarnoto. “MUI siap berpartisipasi pada dialog bilateral lintas agama tersebut,” kata dia.
Toleransi
Pimpinan Majlis Ta'lim Was Sholawat An Nur, Purwakarta, Jawa Barat, Ustadz Anugrah Sam Sopian mengatakan, maraknya penistaan agama belakangan ini menunjukan telah memudarnya budaya toleransi dan saling menghormati antar umat beragama. Penistaan agama bisa jadi pertanda indikasi masih kurangnya ketegasan dalam penegakan hukum. Apalagi ada juga dugaan penistaan agama yang masih berkeliaran walaupun sudah dilaporkan ke polisi.