Jakarta, HanTer - Ikon tinju yang merupakan kandidat presiden Filipina Manny Pacquiao mengatakan dia akan menyambut baik penyelidikan internasional atas perang berdarah Presiden Rodrigo Duterte terhadap narkoba jika terpilih menjadi Presiden selanjutnya dan berjanji untuk tetap memerangi narkoba namun dengan cara yang benar, proses yang benar, bukan penembakan jalanan.
Dalam keterangannya kepada wartawan asing, Pacquiao, yang merupakan juara tinju dunia multi-divisi dan pernah menjadi sekutu setia presiden Duterte, mengatakan dia akan terbuka untuk bergabung kembali dengan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC), yang secara sepihak ditarik oleh Duterte dari Filipina pada tahun 2018 lalu.
Kepemimpinan Duterte telah ditentukan oleh perangnya terhadap narkoba, di mana ribuan tersangka pengedar telah terbunuh. Kelompok hak asasi dan kritikus mengatakan penegak hukum telah mengeksekusi tersangka narkoba, tetapi polisi mengatakan mereka yang terbunuh bersenjata dan dengan keras menolak penangkapan.
Pacquiao, 43, telah berusaha untuk memisahkan dirinya dari Duterte, dengan mengatakan dia akan "melanjutkan perang melawan obat-obatan terlarang dengan cara yang benar", dengan para tersangka diberikan pengadilan yang adil dan direhabilitasi.
“Saat saya mengatakan jalan yang benar, kami tidak akan membunuh mereka di jalanan. Mereka akan diberikan hak untuk membela diri di pengadilan,” kata Pacman, seperti dilansir Reuters.
Duterte menyebabkan kemarahan internasional dengan perangnya terhadap narkoba dan telah menantang ICC untuk menyelidiki dia atas kejahatan terhadap kemanusiaan.
Dia menyatakan bahwa mereka yang terbunuh adalah semua pedagang yang dengan keras menolak penangkapan dan secara terbuka mendorong polisi untuk menembak tersangka untuk membela diri, dan mengatakan dia akan mengampuni mereka yang dipenjara karena pembunuhan tersebut.
Analis mengatakan sekutu yang terpilih sebagai presiden tahun ini dapat melindungi Duterte dari tindakan hukum apa pun atas program anti-narkotikanya. "Saya yakin ada pembunuhan di luar proses hukum. Kita harus memberikan keadilan kepada mereka yang dilecehkan," kata Pacquiao tentang tindakan keras itu.
Di sisi lain, kantor kepresidenan Filipina tidak menanggapi permintaan komentar atas pernyataan Pacquiao.
Pacquiao, seorang senator petahana, juga berdebat dengan Duterte mengenai pendekatannya untuk membela kedaulatan maritim, menyebut penolakan presiden untuk menghadapi China, "mengecewakan".
Pacquiao mengatakan dia berencana untuk mengatasi masalah itu melalui "panel perdamaian" tetapi tidak menjelaskan lebih lanjut.
Seorang mantan penumpang gelap kapal yang belajar bertinju di daerah kumuh Manila, Pacquiao juga mengatakan dia yakin pemilih berpenghasilan rendah akan memilihnya.
Meski demikian, pria berjuluk Pacman itu tertinggal dalam jajak pendapat menjelang pemilihan Mei 2022 mendatang, terpaut lebih dari 50 poin dari pemimpin terdepan Ferdinand Marcos Jr. Hermansyah