Jakarta, HanTer - Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan menteri luar negeri dari Jepang serta Korea Selatan berkomitmen untuk bekerja sama dalam mencegah eskalasi Rusia lebih lanjut di sepanjang perbatasan Ukraina, sekaligus mengutuk peluncuran rudal balistik Korea Utara baru-baru ini.
"Blinken, Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi dan Menteri Luar Negeri Korea Selatan Chung Eui-yong menekankan pentingnya kerja sama yang kuat di antara negara-negara mereka untuk stabilitas regional," kata mereka dalam sebuah pernyataan bersama setelah pembicaraan luas di Hawaii.
Para pejabat membahas pembangunan militer Rusia di sepanjang perbatasan Ukraina dan "dukungan tak tergoyahkan mereka untuk kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina," menurut pernyataan itu.
Departemen Luar Negeri AS memerintahkan "pegawai AS non-darurat" untuk meninggalkan kedutaan di ibukota Ukraina, Kyiv, dan menangguhkan layanan konsuler di sana.
Rusia telah berulang kali menolak tuduhan bahwa pihaknya berencana untuk menyerang Ukraina, menuduh NATO mengancam keamanannya dengan mempertimbangkan keanggotaan Ukraina dalam aliansi militer.
Presiden AS Joe Biden memperingatkan Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa negara itu akan menghadapi "biaya berat" untuk setiap invasi ke Ukraina dalam percakapan telepon selama satu jam yang berakhir dengan masalah yang belum terselesaikan dan niat Rusia yang tidak jelas.
Terkait Korea Utara, tiga pejabat menyatakan keprihatinan mendalam tentang sifat destabilisasi peluncuran rudal balistik Pyongyang baru-baru ini, menyerukannya untuk menghentikan kegiatan yang melanggar hukum dan terlibat dalam dialog.
"Jelas bagi kita semua bahwa DPRK sedang dalam fase provokasi," kata Blinken pada konferensi pers bersama setelah pertemuan, menggunakan akronim untuk Korea Utara.
AS, Jepang dan Korea Selatan bekerja sama untuk "mencapai denuklirisasi lengkap dan perdamaian abadi di Semenanjung Korea," tetap terbuka untuk dialog dan siap untuk bertemu dengan Korea Utara tanpa prasyarat, menurut pernyataan itu.
Blinken dan rekan-rekannya juga menggarisbawahi pentingnya stabilitas di selat Taiwan. Mereka juga berjanji untuk mengintensifkan upaya guna mengakhiri kekerasan di Myanmar dan mendukung upaya Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara untuk menyelesaikan krisis negara itu.