HARIANTERBIT.COM – Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat lebih dari 600 orang tewas dan 5.172 orang lainnya luka-luka dalam konflik bersenjata di Ibu Kota Sudan, Khartoum, yang berlangsung sejak 14 April 2023 lalu.
“Saat ini terdapat lebih dari 700.000 orang yang mengungsi di Sudan, meningkat lebih dari dua kali lipat atau 340.000 orang yang mengungsi dari seminggu yang lalu,” kata Juru Bicara WHO, Tarik Jasrevic, Selasa (9/5/2023).
Pada tanggal 15 April, dilansir dari Anadolu, pertempuran meletus antara tentara Sudan dengan Rapid Support Forces (RSF) di Khartoum dan sekitarnya.
Baca Juga: Harga Tiket Coldplay dan Tata Letak Penonton Beredar di Medsos, Promotor Ingatkan Waspada Penipuan
Perselisihan telah terjadi dalam beberapa bulan terakhir antara tentara Sudan dan paramiliter Pasukan Pendukung Cepat (RSF) mengenai integrasi RSF ke dalam angkatan bersenjata, yang merupakan syarat utama dari perjanjian transisi Sudan dengan kelompok-kelompok politik.
Sudan saat ini tidak memiliki pemerintahan sejak Oktober 2021, ketika militer membubarkan pemerintahan transisi Perdana Menteri Abdalla Hamdok dan mengumumkan keadaan darurat dalam sebuah langkah yang dikecam oleh kekuatan politik sebagai "kudeta".
Baca Juga: Kasus DP4 Kerugian Negara Rp148 Miliar, 6 Orang Ditetapkan Sebagai Tersangka
Masa transisi Sudan, yang dimulai pada Agustus 2019 setelah penggulingan Presiden Omar al-Bashir, telah dijadwalkan akan berakhir dengan pemilihan umum pada awal 2024 mendatang.
Artikel Terkait
Sebanyak 538 WNI di Sudan Masuk Evakuasi Tahap I, Mayoritas Perempuan
Serukan Perundingan, Sekjen PBB Desak Pemimpin Sudan Kedepankan Kepentingan Rakyat
Evakuasi Tahap I, 385 WNI dari Sudan Tiba di Tanah Air
Evakuasi WNI di Sudan, Menlu: Tinggal 111 WNI Masih Berada di Port Sudan
Panglima TNI Berharap Kejadian Konflik Militer Di Sudan Jangan Sampai Terjadi di Indonesia