HARIANTERBIT.com – Pemerintah China mengumumkan dukungan keuangan untuk program keselamatan nuklir Ukraina
Pengumuman pada Kamis (9/3/2023) itu disertai dengan rencana pemberian bantuan lebih dari $210.000 kepada Ukraina untuk program keselamatan nuklirnya.
"Tiongkok akan menyumbangkan 200.000 euro (setara $210.814) untuk program bantuan teknis keamanan dan keselamatan nuklir Ukraina, yang bertujuan untuk memperkuat keamanan fasilitas-fasilitas nuklir Ukraina dengan tindakan-tindakan konkret," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, dalam sebuah konferensi pers di Beijing, Kamis (8/3/2023).
Baca Juga: Tok! Eks Kapten Timnas Suriah Disanksi Seumur Hidup
Pengumuman Beijing ini muncul setelah Ukraina mengatakan bahwa pembicaraan diplomatik antara Ukraina dan Rusia mengenai Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia menemui jalan buntu.
Sebagai informasi, pertempuran di sekitar PLTN Zaporizhzhia yang saat ini berada di bawah kendali Rusia telah berlangsung lebih dari satu tahun.
Pada hari Minggu, Menteri Energi Ukraina, German Galushchenko, juga mengatakan bahwa laporan-laporan dari personil Badan Energi Atom Internasional (IAEA) yang ditempatkan di PLTN tersebut mengindikasikan bahwa orang-orang Rusia bersikap sangat tidak profesional di PLTN tersebut.
Baca Juga: Agnes Pacar Mario Dandy Ditahan Polisi, KPAI: Alternatif Terakhir
"Misi IAEA menegaskan bahwa Rusia mengoperasikan PLTN sedemikian rupa sehingga kondisi peralatan dan fasilitas di PLTN (Zaporizhzhia) memburuk secara signifikan. Ada perasaan bahwa salah satu tujuan penjajah adalah untuk meninggalkannya kepada kami dalam keadaan tidak berfungsi setelah pendudukan," kata Galushchenko.
Zaporizhzhia, pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa dan salah satu dari 10 pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di dunia, telah berada di bawah kendali Rusia sejak Maret 2022, tak lama setelah dimulainya perang Ukraina.
Baca Juga: DPRD Dorong Pemprov DKI Jakarta Relokasi Warga Tanah Merah Plumpang
Kekhawatiran akan terjadinya bencana nuklir tetap ada di tengah laporan penembakan di sekitar area tersebut.
Artikel Terkait
Pemerintah Turki Catat 214.000 Bangunan Runtuh Pasca Gempa Bumi Dahsyat pada Februari Lalu
FBI Geram China Hambat Upaya Penyelidikan Asal Mula Merebaknya Covid-19
Pertemuan Menlu G20 Gagal Hasilkan Konsensus Soal Perang Rusia-Ukraina
Saat di India, Farahdibha Tenrilemba Ungkap Kesuksesan W20
Petinggi FBI Sebut TikTok jadi Ancaman Bagi Keamanan Nasional AS, Dukung Regulasi Pelarangan