HARIANTERBIT.com – Amerika Serikat menuding China tengah mempertimbangkan untuk memberikan dukungan penuh militernya bagi Rusia dalam konflik dengan Ukraina. Hal ini mendapat bantahan dari otoritas China.
Namun, berbagai ahli mengatakan bahwa tudingan Amerika Serikat terhadap China tersebut benar, hal itu akan mengubah peta kekuatan konflik yang telah berlangsung selama setahun ini terakhir ini dengan dominasi dari Ukraina dan berbagai sekutunya.
Sementara itu, tudingan Amerika Serikat disebut Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, bukan tanpa alasan.
"Berdasarkan informasi yang kami miliki. Mereka (China) sedang mempertimbangkan untuk memberikan dukungan yang mematikan," kata Blinken, dikutip dari AFP, Rabu (22/2/2023).
Baca Juga: Kisah Kasih Thariq dan Fuji Putus, Fuji: Sekarang Bestie
Perlu diketahui, sejak tank-tank Rusia melintasi perbatasan menuju Ukraina, China telah menawarkan dukungan diplomatik dan finansial kepada Presiden Rusia Vladimir Putin. Namun dikabarkan bahwa China menahan diri untuk tidak terlibat secara terbuka dalam militer atau mengirimkan pasokan senjata mematikan.
Sementara itu, perusahaan-perusahaan yang dikendalikan oleh pemerintah Tiongkok telah menjual drone yang tidak mematikan dan peralatan lainnya ke Rusia dan Ukraina, tetapi Moskow terpaksa beralih ke Iran untuk mendapatkan pasokan yang sangat dibutuhkan seperti kendaraan udara tak berawak.
Amerika Serikat mengatakan bahwa Korea Utara juga menyediakan roket dan peluru artileri bagi Rusia.
Kendati demikian, Blinken tidak memberikan bukti untuk mendukung klaim tersebut - dan para kritikus akan menunjuk pada kegagalan intelijen AS di masa lalu - tetapi hal itu mengikuti pola Washington yang merilis informasi sensitif untuk mendahului dan mengganggu rencana perang Rusia.
Baca Juga: Timnas U20 Indonesia Kalah Lagi, Guatemala Penuh Drama di Lapangan!
"Fakta bahwa Blinken telah memilih untuk mempublikasikan kekhawatirannya menunjukkan bahwa AS memiliki intelijen yang kuat," kata Richard McGregor, seorang peneliti senior untuk Asia Timur di Lowy Institute di Sydney.
Terpisah, Beijing memilih tidak berkomentar secara langsung mengenai pembahasan tertutup tersebut, namun menuduh Washington "menyebarkan informasi palsu" dan "mengalihkan kesalahan".
Perang Industri Militer
Sepanjang perang, Rusia telah berjuang untuk mengumpulkan cukup banyak personel, amunisi, dan senjata untuk mengalahkan perlawanan sengit Ukraina - memaksa Putin untuk beralih ke wajib militer, kelompok-kelompok tentara bayaran, dan impor senjata.
Artikel Terkait
Rusia Siapkan Kapal Fregat dengan Rudal Zircon dalam Latihan Gabungan Tentara Tiongkok dan Afrika
14 Orang Tewas dalam Sebuah Serangan Rudal, Rusia Tuding Ukraina Pelakunya
Moldova Panggil Dubes Rusia Usai Deteksi Rudal yang Melewati Wilayah Udaranya